Rabu, 10 Desember 2014

DAMPAK MAKANAN HASIL PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS TERHADAP ANAK



Kesibukan orang  dan  gaya hidup yang diterapkan pada anak, seolah-olah membuat gizi seimbang hanya  berupa kalimat tanpa makna berarti.  Padahal, gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, berat badan (BB) ideal dan jelas itu akan menjaga kesehatan tubuh.
Gejala asupan asam lemak trans pada penduduk Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang cepat saji. Sekarang ini, tren di Indonesia khususnya anak-anak adalah merayakan ulang tahun di restoran cepat saji. Banyak restoran cepat saji menggunakan lemak trans untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang kali. Bahkan, untuk makan sehari-haripun mereka selalu ingin makan fast food. Tak hanya junk food atau makanan cepat saji, gorengan pun kini menjadi makanan yang sudah membudaya di masyarakat perkotaan, gorengan sepertinya sudah menjadi makanan yang identik dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di desa, bahkan di kota pun sudah menjadi budaya, padahal makanan ini sama halnya dengan junk food yang tidak sehat.
Seperti yang dilansir dari situs Badan Kesehatan Dunia (WHO), makanan yang kaya karbohidrat atau tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida. Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem saraf manusia.


2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut.
-   Riset asupan lemak masyarakat
-   Pengertian asam lemak trans dan proses pembentukannya
-   Faktor penyebab terbentuknya lemak trans
-   Penyakit-penyakit  yang timbul akibat lemak trans
3.    Batasan masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka masalah yang mencakup penelitian ini terlalu luas, sehingga memerlukan waktu dan biaya yang cukup. Untuk itu, masalah-masalah tersebut perlu dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut.
-          Proses pembentukan lemak trans
-          Penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak
-          Mencegah konsumsi lemak trans berlebihan
4.    Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
-            Bagaimanakah proses pembentukan lemak trans?
-          Apakah penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak?
-            Bagaimanakah cara mencegah konsumsi lemak trans berlebihan?
5.  Rumusan Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka perlu dirumuskan rumusan tujuan sebagai berikut.
-   Peneliti ini berusaha menjelaskan tentang proses pembentukan lemak trans
-  Peneliti ini berusaha menguraikan penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak
-  Peneliti ini berusaha menguraikan cara mencegah konsumsi lemak trans berlebihan


6. Kerangka Teori
Proses Pembentukan Lemak Trans
Menurut Puspitasari, proses pembuatan lemak trans dengan memadatkan minyak cair (biasanya minyak sayur/vegetable oil) dengan gas hidrogen dalam proses yang dikenal dengan nama hidrogenisasi (yakni dengan menambahkan hidrogen ke dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Proses ini dipakai untuk membuat margarine. Sebagian besar lemak trans disintesiskan secara artifisial melewati proses kimia yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur. Dalam bahasa sederhana, itu artinya mengubah minyak cair menjadi lemak padat.
Hasil hidrogenasi ini adalah produk murah dengan jangka penyimpanan lebih panjang dan sifatnya memperpanjang umur penyimpanan makan dan menambah rasa gurih. Lemak trans dapat  membuat lezat french fries, kentang goreng di restoran cepat saji yang disukai banyak orang. Dengan lemak ini biskuit dapat bertahan lebiih dari satu tahun.
Lemak trans juga ada secara alami terbentuk dalam rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi, produk-produk seperti mentega atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah 2-5%.
Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Lemak Trans pada Anak
Menurut Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes, bahaya lemak trans pada kesehatan, dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya bagi manusia karena menaikkan low density lipoprotein (LDL) yaitu kholesterol jahat dan menurunkan high density lipoprotein (HDL) yaitu kolesterol baik. Lemak trans dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak mempengaruhi HDL.
Penyakit yang ditimbulkan pada anak akibat mengonsumsi lemak trans yaitu obesitas. Sekarang ini, kesibukan orang  dan  gaya hidup yang diterapkan pada anak membuat  anak lebih banyak mengonsumsi makanannya di luar rumah, yaitu makanan cepat saji. Dimana makanan cepat saji lebih banyak menggunakan lemak trans untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang kali. Bahkan, sekarang ini untuk makan sehari-haripun anak-anak selalu ingin makan fast food. Jika ini dilakukan sehari-hari tanpa pengontrolan dan tidak mengimbangi jenis makanan yang lain, misalnya sayur dan buah maka anak bisa mengalami obesitas.
Selain itu, gorengan yang tinggi lemak akan membuat anak rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk. Yang paling berbahaya, jika dikomsumsi secara berlebihan lemak trans bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit jantung.
Penyakit yang lain jika tingginya kadar lemak trans pada otak bisa membuat kerja membran sel otak anak menjadi lebih kaku dan kurang mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Berikut ini adalah 2 (dua) cara kerja dari lemak trans dalam merusak otak:
1.      Lemak trans mengganggu fungsi otak
Ketika lemak trans menjadi bagian dari sel-sel di otak dan selubung saraf otak, lemak tersebut akan mengganti fungsi dari lemak penting lain, seperti DHA dan asam lemak omega-3.
Akibatnya komunikasi seluler pada otak akan berantakan sehingga terjadi penurunan fungsi sel dan bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk penurunan kerja mental, gangguan mood, kehilangan memori, atau masalah kesehatan.
2.      Lemak trans memperlambat sirkulasi pada otak
Lemak trans terkenal karena kontribusi mereka terhadap penyakit kardiovaskular dengan penebalan darah, memperlambat sirkulasi, dan penyumbatan arteri. Otak juga memiliki sistem vaskular yang berfungsi mengirim nutrisi dan oksigen serta menghilangkan racun pada seluruh bagian otak. Tersumbatnya sistem vaskular otak akibat lemak trans dapat berdampak buruk untuk kesehatan dan fungsi otak.

Mencegah Konsumsi Lemak Trans Berlebihan
Pada anak, pola makan, kebersihan, dan kesehatan harus tetap dalam pengawasan orang tua. Salah makan  pun kerap menjadi masalah terhadap penyakit yang ditimbulkan. Kebiasaan anak menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekolah, termasuk pilihan jajanan sehat dan ketersediaan kantin sehat di sekolah  juga turut memengaruhi status gizi anak. Akan tetapi, anak-anak saat ini memiliki kebiasaan makan di kantin sekolah atau di sekitar sekolah dan biasanya yang dimakannya adalah makanan cepat saji (fast food). Serta, makanan yang dijual di sekitar sekolah itu belum tentu terjamin kebersihannya seperti siomay dengan saus, gulali, dan terutama tahu goreng yang menggunakan bahan bakunya yaitu minyak. Tahu goreng yang dimasak menggunakan minyak yang apabila digunakan berulang kali akan memicu terbentuknya asam lemak trans yang jika jika dikomsumsi secara berlebihan bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu bisa mempersiapkan bekal untuk anaknya agar anak tidak lagi membeli jajanan sembarang di luar.
Lalu kebiasaan menjalani  pola hidup bersih dan sehat serta yang juga tak kalah penting adalah fasilitas kebersihan dan kesehatan yang menunjang gizi baik untuk anak.
Selanjutnya, jika kita hendak memasak gunakanlah minyak secukupnya sehingga minyak tidak tersisa pada wajan yang sudah dipanaskan. Makanan yang berkuah juga akan menghindari kita terhadap makanan yang menggunakan minyak dan pemanasan yang berlebihan.
Menurut ahli kesehatan, makanan yang dikonsumsi sebaiknya makanan yang berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan serta yang mengandung lemak tidak jenuh karena jenis lemak ini tidak banyak membawa kolesterol dan lemak berlebih bagi tubuh dan juga.
7. Metode Penelitian
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
       Penelitian ini dilakukan di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin. Waktu  pelaksanaannya dilakukan pada bulan Januari
 hingga bulan Februari.
Jenis Penelitian
       Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu memperoleh gambaran berdasarkan tentang aktifitas dan gaya hidup saat ini mengenai masalah makanan yang dikonsumsi mengandung asam lemak trans berlebihan. Kemudian di uji di dalam laboratorium FKM Universitas Hasanuddin.
Sumber Data
Sumber data diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan berupa data hasil penelitian di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil pada peneliti dalam penulisan ini adalah makanan yang diduga mengandung asam lemak trans.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng komersil merk ’B’ yang diperoleh dari supermarket, serta bahan makanan yang digoreng adalah singkong dan daging yang dipotong dengan ukuran/porsi seperti yang dijajakan oleh pedagang makanan (50 gram).
Analisis Data
Analisis mutu minyak goreng dilakukan di laboratorium, berdasarkan parameter kadar asam lemak trans yang terbentuk dan kadar asam oleat (cis) dari minyak.
Tahap-tahap Penelitian
a.       Preparasi sampel (hidrolisis dan esterifikasi). Pertama, sampel minyak ditimbang dalam tabung bertutup teflon, kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N dalam metanol dan dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit.
b.      Selanjutnya ditambahkan 2 ml BF3 16% dan 5 mg/ml standar internal dan dipanaskan lagi selama 20 menit. Setelah dingin, ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml heksana. Lapisan heksana dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 0,1 g Na2SO4 anhidrat dan dibiarkan selama 15 menit. Fase cair dipisahkan dan diinjeksikan ke kromatografi gas.
c.       Analisis komponen asam lemak, sebagai FAME dengan alat kromatografi gas, kolom cyanopril methyl sil (capilary column). Kondisi alat diatur sebagai berikut: dimensi kolom (p = 60 m; Ã` dalam = 0,25 mm, 0,25 î ¼ Film Tickness); laju alir N2: 20 mL/menit; laju alir H2:30 mL/menit; laju  alir udara:200 †“ 250 mL/menit; suhu injektor: 200 ÂoC; suhu detektor: 230 ÂoC; suhu kolom: program temperature (kolom temperatur: awal 190o C diam 15 menit, akhir 2300C diam 20 menit dan rate 100C/menit); ratio = 1:8; inject volum: 1 î ¼L; linier velocity: 20 cm/sec.
d.      Analisis dimulai dari injeksi pelarut (1 ÂμL) ke dalam kolom untuk memperoleh baseline, kemudian dilanjutkan dengan menginjeksi 5 ÂμL campuran standar FAME. Bila semua puncak sudah keluar baru kemudian sampel diinjeksikan sebanyak 5 ÂμL. Waktu retensi dan puncak sampel diukur untuk masing-masing komponen dibandingkan dengan standar dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Cx = Ax . R Cs
As
keterangan:
Cx : Konsentrasi komponen X
Cs : Konsentrasi standar internal
Ax : Luas puncak komponen X
As : Luas puncak standar internal
R : Respon



Tidak ada komentar:

Posting Komentar