Kesibukan
orang dan gaya hidup yang diterapkan pada anak,
seolah-olah membuat gizi seimbang hanya
berupa kalimat tanpa makna berarti.
Padahal, gizi seimbang
adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, berat badan
(BB) ideal dan jelas itu akan menjaga kesehatan tubuh.
Gejala asupan asam lemak trans pada penduduk
Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan kebiasaan
masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang cepat saji. Sekarang ini, tren di
Indonesia khususnya anak-anak adalah merayakan ulang tahun di restoran cepat
saji. Banyak restoran cepat saji menggunakan lemak trans untuk menggoreng
makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang
kali. Bahkan, untuk makan sehari-haripun mereka selalu ingin makan fast food. Tak hanya junk food atau makanan cepat saji,
gorengan pun kini menjadi makanan yang sudah membudaya di masyarakat perkotaan,
gorengan sepertinya sudah menjadi makanan yang identik dengan masyarakat
Indonesia. Tidak hanya di desa, bahkan di kota pun sudah menjadi budaya,
padahal makanan ini sama halnya dengan junk
food yang tidak sehat.
Seperti yang dilansir dari situs Badan
Kesehatan Dunia (WHO), makanan yang kaya karbohidrat atau tepung yang mengalami
penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang
pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida.
Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem saraf manusia.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas,
masalah-masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut.
- Riset
asupan lemak masyarakat
- Pengertian
asam lemak trans dan proses pembentukannya
- Faktor
penyebab terbentuknya lemak trans
- Penyakit-penyakit
yang timbul akibat lemak trans
3.
Batasan
masalah
Berkaitan dengan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka masalah yang
mencakup penelitian ini terlalu luas, sehingga memerlukan waktu dan biaya yang
cukup. Untuk itu, masalah-masalah tersebut perlu dibatasi ruang lingkupnya
sebagai berikut.
-
Proses pembentukan lemak trans
-
Penyakit yang ditimbulkan akibat lemak
trans pada anak
-
Mencegah konsumsi lemak trans berlebihan
4. Rumusan Masalah
Berkaitan
dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka
masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
-
Bagaimanakah proses pembentukan lemak
trans?
-
Apakah penyakit yang ditimbulkan akibat
lemak trans pada anak?
-
Bagaimanakah cara mencegah konsumsi
lemak trans berlebihan?
5.
Rumusan Tujuan
Berkaitan dengan
rumusan masalah di atas, maka perlu dirumuskan rumusan tujuan sebagai berikut.
- Peneliti
ini berusaha menjelaskan tentang proses pembentukan lemak trans
-
Peneliti ini berusaha menguraikan penyakit
yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak
-
Peneliti ini berusaha menguraikan cara
mencegah konsumsi lemak trans berlebihan
6.
Kerangka Teori
Proses Pembentukan
Lemak Trans
Menurut Puspitasari, proses pembuatan lemak trans
dengan memadatkan minyak cair (biasanya minyak sayur/vegetable oil) dengan gas
hidrogen dalam proses yang dikenal dengan nama hidrogenisasi (yakni dengan
menambahkan hidrogen ke dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan
stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Proses ini
dipakai untuk membuat margarine.
Sebagian besar lemak trans disintesiskan secara artifisial melewati proses
kimia yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur. Dalam bahasa sederhana,
itu artinya mengubah minyak cair menjadi lemak padat.
Hasil hidrogenasi ini adalah produk murah dengan
jangka penyimpanan lebih panjang dan sifatnya memperpanjang umur penyimpanan
makan dan menambah rasa gurih. Lemak trans dapat membuat lezat french
fries, kentang goreng di restoran cepat saji yang disukai banyak orang. Dengan
lemak ini biskuit dapat bertahan lebiih dari satu tahun.
Lemak trans juga ada secara alami terbentuk dalam
rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi, produk-produk seperti mentega
atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah 2-5%.
Penyakit yang
Ditimbulkan Akibat Lemak Trans pada Anak
Menurut Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes, bahaya
lemak trans pada kesehatan, dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya
bagi manusia karena menaikkan low density
lipoprotein (LDL) yaitu kholesterol jahat dan menurunkan high density
lipoprotein (HDL) yaitu kolesterol baik. Lemak trans dianggap lebih berbahaya
dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak
mempengaruhi HDL.
Penyakit yang ditimbulkan pada anak akibat
mengonsumsi lemak trans yaitu obesitas. Sekarang ini, kesibukan orang dan
gaya hidup yang diterapkan pada anak membuat anak lebih banyak mengonsumsi makanannya di
luar rumah, yaitu makanan cepat saji. Dimana makanan cepat saji lebih banyak
menggunakan lemak trans untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung
lemak trans dapat digunakan berulang kali. Bahkan, sekarang ini untuk makan
sehari-haripun anak-anak selalu ingin makan fast food. Jika ini dilakukan
sehari-hari tanpa pengontrolan dan tidak mengimbangi jenis makanan yang lain,
misalnya sayur dan buah maka anak bisa mengalami obesitas.
Selain itu, gorengan yang tinggi lemak akan membuat
anak rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan
merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk. Yang paling
berbahaya, jika dikomsumsi secara berlebihan lemak trans
bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit
jantung.
Penyakit yang lain jika tingginya kadar lemak trans
pada otak bisa membuat kerja membran sel otak anak menjadi lebih kaku dan
kurang mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Berikut ini adalah 2 (dua) cara kerja dari lemak
trans dalam merusak otak:
1. Lemak trans mengganggu fungsi otak
Ketika lemak
trans menjadi bagian dari sel-sel di otak dan selubung saraf otak, lemak
tersebut akan mengganti fungsi dari lemak penting lain, seperti DHA dan asam
lemak omega-3.
Akibatnya
komunikasi seluler pada otak akan berantakan sehingga terjadi penurunan fungsi
sel dan bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk penurunan kerja mental,
gangguan mood, kehilangan memori, atau masalah kesehatan.
2. Lemak trans memperlambat sirkulasi pada otak
Lemak trans
terkenal karena kontribusi mereka terhadap penyakit kardiovaskular dengan
penebalan darah, memperlambat sirkulasi, dan penyumbatan arteri. Otak juga
memiliki sistem vaskular yang berfungsi mengirim nutrisi dan oksigen serta
menghilangkan racun pada seluruh bagian otak. Tersumbatnya sistem vaskular otak
akibat lemak trans dapat berdampak buruk untuk kesehatan dan fungsi otak.
Mencegah Konsumsi Lemak
Trans Berlebihan
Pada anak, pola makan, kebersihan, dan kesehatan
harus tetap dalam pengawasan orang tua. Salah makan pun kerap menjadi masalah terhadap penyakit
yang ditimbulkan. Kebiasaan anak menjaga kebersihan diri dan lingkungan
di sekolah, termasuk pilihan jajanan sehat dan ketersediaan kantin sehat di
sekolah juga turut memengaruhi status gizi anak. Akan tetapi, anak-anak
saat ini memiliki kebiasaan makan di kantin sekolah atau di sekitar sekolah dan
biasanya yang dimakannya adalah makanan cepat saji (fast food). Serta, makanan yang dijual di sekitar sekolah itu belum
tentu terjamin kebersihannya seperti siomay dengan saus, gulali, dan terutama
tahu goreng yang menggunakan bahan bakunya yaitu minyak. Tahu goreng yang
dimasak menggunakan minyak yang apabila digunakan berulang kali akan memicu
terbentuknya asam lemak trans yang jika jika dikomsumsi secara
berlebihan bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit
jantung.
Oleh karena itu, sebaiknya Ibu bisa mempersiapkan bekal untuk anaknya agar anak
tidak lagi membeli jajanan sembarang di luar.
Lalu kebiasaan menjalani pola hidup bersih dan sehat serta yang juga
tak kalah penting adalah fasilitas kebersihan dan kesehatan yang menunjang gizi
baik untuk anak.
Selanjutnya, jika kita hendak memasak gunakanlah minyak secukupnya sehingga
minyak tidak tersisa pada wajan yang sudah dipanaskan. Makanan yang berkuah
juga akan menghindari kita terhadap makanan yang menggunakan minyak dan
pemanasan yang berlebihan.
Menurut ahli kesehatan, makanan yang dikonsumsi
sebaiknya makanan yang berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran,
dan buah-buahan serta yang mengandung lemak tidak jenuh karena jenis lemak ini
tidak banyak membawa kolesterol dan lemak berlebih bagi tubuh dan juga.
7. Metode Penelitian
Lokasi
Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium
Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada
bulan Januari
hingga
bulan Februari.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu memperoleh gambaran berdasarkan tentang aktifitas dan gaya
hidup saat ini mengenai masalah makanan yang dikonsumsi mengandung asam lemak
trans berlebihan. Kemudian di uji di dalam laboratorium FKM Universitas
Hasanuddin.
Sumber
Data
Sumber
data diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan berupa data hasil
penelitian di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas
Hasanuddin.
Populasi
dan Sampel
Populasi
yang diambil pada peneliti dalam penulisan ini adalah makanan yang diduga
mengandung asam lemak trans.
Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng komersil merk ’B’ yang
diperoleh dari supermarket, serta bahan makanan yang digoreng adalah singkong
dan daging yang dipotong dengan ukuran/porsi seperti yang dijajakan oleh
pedagang makanan (50 gram).
Analisis
Data
Analisis
mutu minyak goreng dilakukan di laboratorium, berdasarkan parameter kadar asam
lemak trans yang terbentuk dan kadar asam oleat (cis) dari
minyak.
Tahap-tahap
Penelitian
a. Preparasi
sampel (hidrolisis dan esterifikasi). Pertama, sampel minyak ditimbang dalam
tabung bertutup teflon, kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N dalam metanol dan
dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit.
b. Selanjutnya
ditambahkan 2 ml BF3 16% dan 5 mg/ml standar internal dan dipanaskan lagi
selama 20 menit. Setelah dingin, ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml heksana.
Lapisan heksana dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 0,1 g
Na2SO4 anhidrat dan dibiarkan selama 15 menit. Fase cair dipisahkan dan
diinjeksikan ke kromatografi gas.
c. Analisis
komponen asam lemak, sebagai FAME dengan alat kromatografi gas, kolom cyanopril
methyl sil (capilary column). Kondisi alat diatur sebagai berikut:
dimensi kolom (p = 60 m; Ã` dalam = 0,25 mm, 0,25 î ¼ Film Tickness);
laju alir N2: 20 mL/menit; laju alir H2:30 mL/menit; laju alir udara:200 †“ 250 mL/menit; suhu
injektor: 200 ÂoC; suhu detektor: 230 ÂoC; suhu kolom: program
temperature (kolom temperatur: awal 190o C diam 15 menit, akhir
2300C diam 20 menit dan rate 100C/menit); ratio = 1:8; inject volum: 1 î ¼L;
linier velocity: 20 cm/sec.
d. Analisis
dimulai dari injeksi pelarut (1 ÂμL) ke dalam kolom untuk memperoleh baseline,
kemudian dilanjutkan dengan menginjeksi 5 ÂμL campuran standar FAME. Bila semua
puncak sudah keluar baru kemudian sampel diinjeksikan sebanyak 5 ÂμL. Waktu
retensi dan puncak sampel diukur untuk masing-masing komponen dibandingkan
dengan standar dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Cx
= Ax . R Cs
As
keterangan:
Cx : Konsentrasi
komponen X
Cs : Konsentrasi
standar internal
Ax : Luas puncak
komponen X
As : Luas puncak
standar internal
R
: Respon