Rabu, 10 Desember 2014

DAMPAK MAKANAN HASIL PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS TERHADAP ANAK



Kesibukan orang  dan  gaya hidup yang diterapkan pada anak, seolah-olah membuat gizi seimbang hanya  berupa kalimat tanpa makna berarti.  Padahal, gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, berat badan (BB) ideal dan jelas itu akan menjaga kesehatan tubuh.
Gejala asupan asam lemak trans pada penduduk Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang cepat saji. Sekarang ini, tren di Indonesia khususnya anak-anak adalah merayakan ulang tahun di restoran cepat saji. Banyak restoran cepat saji menggunakan lemak trans untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang kali. Bahkan, untuk makan sehari-haripun mereka selalu ingin makan fast food. Tak hanya junk food atau makanan cepat saji, gorengan pun kini menjadi makanan yang sudah membudaya di masyarakat perkotaan, gorengan sepertinya sudah menjadi makanan yang identik dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di desa, bahkan di kota pun sudah menjadi budaya, padahal makanan ini sama halnya dengan junk food yang tidak sehat.
Seperti yang dilansir dari situs Badan Kesehatan Dunia (WHO), makanan yang kaya karbohidrat atau tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida. Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem saraf manusia.


2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut.
-   Riset asupan lemak masyarakat
-   Pengertian asam lemak trans dan proses pembentukannya
-   Faktor penyebab terbentuknya lemak trans
-   Penyakit-penyakit  yang timbul akibat lemak trans
3.    Batasan masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka masalah yang mencakup penelitian ini terlalu luas, sehingga memerlukan waktu dan biaya yang cukup. Untuk itu, masalah-masalah tersebut perlu dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut.
-          Proses pembentukan lemak trans
-          Penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak
-          Mencegah konsumsi lemak trans berlebihan
4.    Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
-            Bagaimanakah proses pembentukan lemak trans?
-          Apakah penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak?
-            Bagaimanakah cara mencegah konsumsi lemak trans berlebihan?
5.  Rumusan Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka perlu dirumuskan rumusan tujuan sebagai berikut.
-   Peneliti ini berusaha menjelaskan tentang proses pembentukan lemak trans
-  Peneliti ini berusaha menguraikan penyakit yang ditimbulkan akibat lemak trans pada anak
-  Peneliti ini berusaha menguraikan cara mencegah konsumsi lemak trans berlebihan


6. Kerangka Teori
Proses Pembentukan Lemak Trans
Menurut Puspitasari, proses pembuatan lemak trans dengan memadatkan minyak cair (biasanya minyak sayur/vegetable oil) dengan gas hidrogen dalam proses yang dikenal dengan nama hidrogenisasi (yakni dengan menambahkan hidrogen ke dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Proses ini dipakai untuk membuat margarine. Sebagian besar lemak trans disintesiskan secara artifisial melewati proses kimia yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur. Dalam bahasa sederhana, itu artinya mengubah minyak cair menjadi lemak padat.
Hasil hidrogenasi ini adalah produk murah dengan jangka penyimpanan lebih panjang dan sifatnya memperpanjang umur penyimpanan makan dan menambah rasa gurih. Lemak trans dapat  membuat lezat french fries, kentang goreng di restoran cepat saji yang disukai banyak orang. Dengan lemak ini biskuit dapat bertahan lebiih dari satu tahun.
Lemak trans juga ada secara alami terbentuk dalam rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi, produk-produk seperti mentega atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah 2-5%.
Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Lemak Trans pada Anak
Menurut Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes, bahaya lemak trans pada kesehatan, dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya bagi manusia karena menaikkan low density lipoprotein (LDL) yaitu kholesterol jahat dan menurunkan high density lipoprotein (HDL) yaitu kolesterol baik. Lemak trans dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak mempengaruhi HDL.
Penyakit yang ditimbulkan pada anak akibat mengonsumsi lemak trans yaitu obesitas. Sekarang ini, kesibukan orang  dan  gaya hidup yang diterapkan pada anak membuat  anak lebih banyak mengonsumsi makanannya di luar rumah, yaitu makanan cepat saji. Dimana makanan cepat saji lebih banyak menggunakan lemak trans untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang kali. Bahkan, sekarang ini untuk makan sehari-haripun anak-anak selalu ingin makan fast food. Jika ini dilakukan sehari-hari tanpa pengontrolan dan tidak mengimbangi jenis makanan yang lain, misalnya sayur dan buah maka anak bisa mengalami obesitas.
Selain itu, gorengan yang tinggi lemak akan membuat anak rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk. Yang paling berbahaya, jika dikomsumsi secara berlebihan lemak trans bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit jantung.
Penyakit yang lain jika tingginya kadar lemak trans pada otak bisa membuat kerja membran sel otak anak menjadi lebih kaku dan kurang mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Berikut ini adalah 2 (dua) cara kerja dari lemak trans dalam merusak otak:
1.      Lemak trans mengganggu fungsi otak
Ketika lemak trans menjadi bagian dari sel-sel di otak dan selubung saraf otak, lemak tersebut akan mengganti fungsi dari lemak penting lain, seperti DHA dan asam lemak omega-3.
Akibatnya komunikasi seluler pada otak akan berantakan sehingga terjadi penurunan fungsi sel dan bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk penurunan kerja mental, gangguan mood, kehilangan memori, atau masalah kesehatan.
2.      Lemak trans memperlambat sirkulasi pada otak
Lemak trans terkenal karena kontribusi mereka terhadap penyakit kardiovaskular dengan penebalan darah, memperlambat sirkulasi, dan penyumbatan arteri. Otak juga memiliki sistem vaskular yang berfungsi mengirim nutrisi dan oksigen serta menghilangkan racun pada seluruh bagian otak. Tersumbatnya sistem vaskular otak akibat lemak trans dapat berdampak buruk untuk kesehatan dan fungsi otak.

Mencegah Konsumsi Lemak Trans Berlebihan
Pada anak, pola makan, kebersihan, dan kesehatan harus tetap dalam pengawasan orang tua. Salah makan  pun kerap menjadi masalah terhadap penyakit yang ditimbulkan. Kebiasaan anak menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekolah, termasuk pilihan jajanan sehat dan ketersediaan kantin sehat di sekolah  juga turut memengaruhi status gizi anak. Akan tetapi, anak-anak saat ini memiliki kebiasaan makan di kantin sekolah atau di sekitar sekolah dan biasanya yang dimakannya adalah makanan cepat saji (fast food). Serta, makanan yang dijual di sekitar sekolah itu belum tentu terjamin kebersihannya seperti siomay dengan saus, gulali, dan terutama tahu goreng yang menggunakan bahan bakunya yaitu minyak. Tahu goreng yang dimasak menggunakan minyak yang apabila digunakan berulang kali akan memicu terbentuknya asam lemak trans yang jika jika dikomsumsi secara berlebihan bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu bisa mempersiapkan bekal untuk anaknya agar anak tidak lagi membeli jajanan sembarang di luar.
Lalu kebiasaan menjalani  pola hidup bersih dan sehat serta yang juga tak kalah penting adalah fasilitas kebersihan dan kesehatan yang menunjang gizi baik untuk anak.
Selanjutnya, jika kita hendak memasak gunakanlah minyak secukupnya sehingga minyak tidak tersisa pada wajan yang sudah dipanaskan. Makanan yang berkuah juga akan menghindari kita terhadap makanan yang menggunakan minyak dan pemanasan yang berlebihan.
Menurut ahli kesehatan, makanan yang dikonsumsi sebaiknya makanan yang berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan serta yang mengandung lemak tidak jenuh karena jenis lemak ini tidak banyak membawa kolesterol dan lemak berlebih bagi tubuh dan juga.
7. Metode Penelitian
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
       Penelitian ini dilakukan di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin. Waktu  pelaksanaannya dilakukan pada bulan Januari
 hingga bulan Februari.
Jenis Penelitian
       Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu memperoleh gambaran berdasarkan tentang aktifitas dan gaya hidup saat ini mengenai masalah makanan yang dikonsumsi mengandung asam lemak trans berlebihan. Kemudian di uji di dalam laboratorium FKM Universitas Hasanuddin.
Sumber Data
Sumber data diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan berupa data hasil penelitian di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Hasanuddin.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil pada peneliti dalam penulisan ini adalah makanan yang diduga mengandung asam lemak trans.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng komersil merk ’B’ yang diperoleh dari supermarket, serta bahan makanan yang digoreng adalah singkong dan daging yang dipotong dengan ukuran/porsi seperti yang dijajakan oleh pedagang makanan (50 gram).
Analisis Data
Analisis mutu minyak goreng dilakukan di laboratorium, berdasarkan parameter kadar asam lemak trans yang terbentuk dan kadar asam oleat (cis) dari minyak.
Tahap-tahap Penelitian
a.       Preparasi sampel (hidrolisis dan esterifikasi). Pertama, sampel minyak ditimbang dalam tabung bertutup teflon, kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N dalam metanol dan dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit.
b.      Selanjutnya ditambahkan 2 ml BF3 16% dan 5 mg/ml standar internal dan dipanaskan lagi selama 20 menit. Setelah dingin, ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml heksana. Lapisan heksana dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 0,1 g Na2SO4 anhidrat dan dibiarkan selama 15 menit. Fase cair dipisahkan dan diinjeksikan ke kromatografi gas.
c.       Analisis komponen asam lemak, sebagai FAME dengan alat kromatografi gas, kolom cyanopril methyl sil (capilary column). Kondisi alat diatur sebagai berikut: dimensi kolom (p = 60 m; Ã` dalam = 0,25 mm, 0,25 î ¼ Film Tickness); laju alir N2: 20 mL/menit; laju alir H2:30 mL/menit; laju  alir udara:200 †“ 250 mL/menit; suhu injektor: 200 ÂoC; suhu detektor: 230 ÂoC; suhu kolom: program temperature (kolom temperatur: awal 190o C diam 15 menit, akhir 2300C diam 20 menit dan rate 100C/menit); ratio = 1:8; inject volum: 1 î ¼L; linier velocity: 20 cm/sec.
d.      Analisis dimulai dari injeksi pelarut (1 ÂμL) ke dalam kolom untuk memperoleh baseline, kemudian dilanjutkan dengan menginjeksi 5 ÂμL campuran standar FAME. Bila semua puncak sudah keluar baru kemudian sampel diinjeksikan sebanyak 5 ÂμL. Waktu retensi dan puncak sampel diukur untuk masing-masing komponen dibandingkan dengan standar dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Cx = Ax . R Cs
As
keterangan:
Cx : Konsentrasi komponen X
Cs : Konsentrasi standar internal
Ax : Luas puncak komponen X
As : Luas puncak standar internal
R : Respon



MTI itu...??

Bismillahirrahmanirrahim,
Selamat datang di dunia gizi everytime, semoga kita masih diberikan kesehatan dan gizi yang baik yang selalu menjadikan kita tetap bugar menjalankan setiap aktivitas dan proses kehidupan yang terus berlanjut. Saat ini saya akan menceritakan tentang mata kuliah yang sekarang ini masih dalam tahap proses pembelajaran yaitu MTI (Manajemen Teknologi dan Informasi). Sahabat blog pasti bertanya, apa hubungannya dengan seputar gizi yang akan saya selalu ceritakan? Jangan heran, MTI dalam gizi sangat berpengaruh dan berdampak untuk para mahasiswa ilmu gizi. Untuk itu Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, menambahkan mata kuliah MTI sebagai sks yang harus dipenuhi untuk menjadi lulusan ilmu gizi di Unhas. Mengapa harus belajar MTI? Awalnya saya berpikiran seperti itu, hubungan apa yang spesial antara gizi dan MTI??
Tahukah sahabat blog?
Manusia yang hidup di era globalisasi ini tidak akan bisa terlepas dari pengaruh teknologi dan informasi. Bahkan masyarakat yang hidup di desa pun tidak akan terlepas yang namanya teknologi dan informasi. Sebagai mahasiswa ilmu gizi tentunya kita harus tahu bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkan fasilitas dari teknologi yang telah diciptakan. Untuk itu mata kuliah MTI hadir sebagai bekal ilmu agar kita tidak ketinggalan dalam mendapatkan informasi terkait teknologi saat ini. Manajemen Teknologi Informasi kemudian hadir memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi di bidang gizi sendiri. Contohnya menggunakan aplikasi SPSS dalam mengolah data hasil dari survei. Banyak hal yang bisa saya dapat dari mata kuliah ini. Kemudian, dosen yang mengajar pun membawakannya dengan menarik dan berbeda. Yang berbeda dari hal ini adalah dosen terkadang mengadakan kuis tapi tidak secara individual tapi kelompok atau membagi dua kelompok, sehingga para mahasiswa aktif dalam mata kuliah ini. Untuk dosen Ibu Rahayu Indriasari PhD, dosen yang aktif dalam menjelaskan setiap materi, menarik, dan banyak pengalaman yang dibagi. Untuk dosen MTI yang lain pun masih muda yaitu Kak Imam S.Gz MPH dan Kak Muh. Nurhasan Syah, S.Gz Mkes. Masing-masing keduanya juga alumni program studi ilmu gizi angkatan 2006.
       Namun kekurangan dari mata kuliah ini yaitu jadwal waktunya yang tidak pasti atau terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ada. Adapun jadwal mata kuliah Manajemen Teknologi dan Informasi adalah pada hari Senin pukul 15.00-16.40 WITA. Namun semua dapat diatasi. Syukron. J

Senin, 08 Desember 2014

Kasus Penyakit Metabolik



Bismillahirrahmanirrahim..
Selamat datang lagi di seputar dunia gizi, salam kesehatan :)
Saat ini saya akan memposting beberapa kasus terkait masalah penyakit yang tidak jauh dari masalah seputar gizi lengkap dengan diagnosis, penyebab, dan terapi yang bisa diberikan. Maaf kalau yang bisa saya berikan hanya lima, sedikit tapi semoga bermanfaat dan menambah ilmu kita. J
1.              Seorang pria umur 45 tahun mengeluh cepat lelah, banyak mengeluarkan urine (air kencing), berat badan turun 7 kg dalam dua bulan terakhir. Pemeriksaan fisik BB 45 kg, TB 165 cm dan TD 160/95 mmHg. Hasil pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 360 mg/dl.
a.         Apakah diagnosis dari kasus ini?
Diabetes Melitus Tipe 2
b.         Apakah penyebab kasus ini?
Diabetes Melitus Tipe 2 disebabkan oleh sensitifitas hormon insulin yang berkurang (hormon insulin menjadi resisten).  Dengan menurunnya sensitifitas hormon insulin maka hormon tersebut tidak dapat merubah glukosa yang beredar di dalam darah untuk disimpan kedalam hati dan otot sebagai cadangan glukosa sehingga kadar glukosa darah menjadi sangat tinggi dan menyebabkan symptomp pada penderita berupa poliuria (banyak kencing) karena hormon ADH yangh berkurang sebagai homeostasis terhadap glukosa berlebihan dalam darah, polidipsia (banyak minum/rasa haus terus menerus) dan poliphalgi (banyak makan namun berat badan menurun) karena tubuh selalu merasa kekurangan glukosa.
c.         Terapi apa yang bisa diberikan?
Yang pertama kita lakukan jika pasien datang dengan diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu mengatur makanan pasien. Pasien tetap mengkonsumsi zat-zat gizi lengkap termasuk karbohidrat yang dapat berubah menjadi glukosa namun dengan jumlah yang terbatas dan jenis  yang disarankan (karbohidrat 50-55%, lemak 30-35% dan protein 10-15%). Apabila pasien mengalami obesitas maka disarankan untuk menurunkan berat badan agar tidak menimbulkan resistensi insulin yang berat. Selanjutnya pasien harus olahraga yang ringan namun continue (dilakukan secara terus menerus). Adapun olahraga yang disarankan berupa jogging, berenang dan bersepeda. Lalu memberi edukasi kepada pasien tentang terapi yang diberikan serta komplikasi yang dapat terjadi pada pasien jika tidak patuh terhadap terapinya. Selanjutnya memberi obat pada pasien. Pemberian obat ini tergantung pada tingkat resistensi insulin.  Dan yang terakhir memonitoring terapi yang dilakukan untuk meninjau tingkat keberhasilan terapi.

2.      Seorang pria umur 23 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi pada tungkai bawah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan BB 95 kg, TB 165 cm, lingkar pinggang 102 cm dan TD 140/90 mmHg. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Dari pemeriksaan labolatorium kolesterol dan asam urat dalam kadar normal namun gula darah sewaktu 160 mg/dl.
a.    Apakah diagnosis pasien ini?
    Obesitas tipe sentral
b.    Apakah penyebab kasus ini?
           Obesitas disebabkan oleh intake energi yang berlebihan namun yang digunakan sangat sedikit. Hal ini sering terjadi pada zaman sekarang karena makanan yang dikonsumsi setiap hari dominan junkfood yang mengandung nilai gizi yang tidak berimbang serta minuman yang mengandung glukosa berlebih sehingga terjadi penumpukan energi pada tubuh. Selain itu olahraga juga jarang dilakukan atau malas bergerak misalnya kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan lift daripada menggunakan tangga untuk beraktifitas. Obesitas tipe sentral (untuk laki-laki lingkar pinggang diatas 90 cm dan wanita diatas 80 cm) menunjukkan bahwa adanya penumpukan lemak viseral yang letaknya dominan di abdomen/perut. Lemak jenis viseral ini sangat mudah untuk berubah menjadi glukosa sehingga obesitas tipe sentral menjadi faktor resiko yang besar untuk penyakit Diabetes Melitus tipe 2.
c.    Terapi apakah yang dapat dilakukan?
             Terapi utama yang dilakukan adalah menurunkan berat badan pasien. Mengontrol jenis dan jumlah makanan serta olahraga yang ringan dan continue misalnya jogging, bersepeda dan berenang. Apabila pasien susah menurunkan berat badan dan sudah mengalami keluhan maka diberi obat untuk membantu menurunkan berat badan pasien namun tetap melakukan program diet. Jika Indeks Massa Tubuh (IMT=BB/TB2) diatas 40 maka disarankan untuk melakukan operasi pengecilan lambung agar pasien dapat mengontrol rasa lapar.

3.      Seorang laki-laki umur 48 tahun mengeluh cepat lelah saat beraktifitas, nyeri dada selama 20 menit menjalar ke rahang dan lengan kiri serta rasa tertekan pada dada sehingga memberikan sensasi sesak nafas. Dari pemeriksaaan fisik diketahui BB 97 kg, TB 168 cm, lingkar pinggang 98 cm dan TD 150/100 mmHg. Pemeriksaan labolatorium kolesterol meningkat.
a.       Apakah diagnosis pasien tebrsebut?
Infark Miokard Akut
b.      Apakah penyebab kasus ini?
Infark Miokard Akut (IMA) disebabkan oleh adanya trombus atau sumbatan pada arteri koronaria pada jantung. Sumbatan ini berasal dari LDL (Low Density Lipoprotein) yang melekat pada permukaan atau selubung dalam dari pembuluh darah jantung. Hal ini paling banyak terjadi karena konsumsi makanan lemak jenuh yang berlebihan. Jika penumpukan LDL (trombus) terjadi terus menerus dan menetap bahkan menjadi semakin besar makan akan memberikan rasa nyeri dada karena suplai darah ke bagian jantung tertentu menjadi berkurang. Apabila trombus menutup total arteri koronaria maka bisa menyebabkan kematian oto jantung yang tidak mendapat suplai darah.
c.       Apakah terapi yang dapat diberikan?
Terapi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan obat anti nyeri serta pemberian statin untuk menurunkan kadar kolesterol. Lalu menyarankan diet pada pasien dengan menurunkan intake kalori, intake garam, protein dan lemak dalam porsi sedang,  cukup vitamin dan mineral serta porsi kecil namun sering diberikan. Sebaiknya menghindari sawi, kol, daging berlemak dan penggunaan minyak goreng. Lalu pasien disarankan untuk menurunkan berat badan jika mengalami obesitas serta melakukan olahraga ringan yang continue









4.      Seorang wanita umur 50 tahun mengeluh sering pusing. Dari pemeriksaan fisik diketahui BB 79 kg, TB 156 cm dan TD 150/100 mmHg. Pasien sebelumnya sering mengalami keluhan yang sama dan membaik jika mengkonsumsi Likedipin. Dari anamnesis diketahui pasien sering mengonsumsi ikan asin.
a.       Apakah diagnosis pasien diatas?
Hipertensi
b.      Apakah penyebab kasus diatas?
Hipertensi disebabkan oleh terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Hal ini bisa timbul jika pasien dominan mengonsumsi makanan dengan kadar Natrium yang tinggi.
c.       Terapi apa yang dapat dilakukan?
Terapi yang pertama dilakukan yaitu diet rendah garam dengan cukup kalori, vitamin dan mineral namun kadar garam dapur dibatasi serta kadar natrium dibatasi sesuai dengan derajat hipertensi. Selain itu pasien juga diberi obat jika mengalami kelebihan kolesterol serta mengalami gejala yang mengganggu pasien.



5.      Seorang wanita umur 45 tahun mengeluh sering pusing. Dari anamnesis pasien sering mengalami gusi berdarah yang tidak diketahui sebabnya serta sering mimisan. Dari pemeriksaan fisik diketahui BB 48 kg, TB 158 cm, TD 110/60 mmHg dan pasien tampak pucat. Dari pemeriksaan labolatorium diketahui kadar Hemoglobin sangat rendah.
a.       Apakah diagnosis pasien?
Anemia
b.      Apakah penyebab kasus ini?
Apabila jumlah besi menurun terus maka eritropiesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun, akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositer, disebut sebagai iron  deficiency anemia. Kekurangan besi pada epitel serta beberapa enzim kemudian menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya.
Di samping pada hemoglobin, besi juga menjadi komponen penting dari mioglobin dan berbagai enzim yang dibutuhkan dalam penyediaan energi dan transport elektron. Oleh karena itu, defisiensi besi di samping menimbulkan anemia, juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif, misalnya pada 1) sistem neuromuskular yang mengakibatkan gangguan kapasitas kerja, 2) gangguan terhadap proses mental dan kecerdasan, 3) gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi, dan 4) gangguan terhadap ibu hamil dan janin.
c.       Terapi apakah yang dapat dilakukan?
Terapi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberi besi oral maupun parental kepada pasien. Selanjutnya dengan memberikan diet pada pasien dengan memberi makanan bergizi dengan protein tinggi terutama protein hewani. Vitamin C  3×1000 mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi.