SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN
Serealia adalah biji-bijian
dari famili rumput-rumputan (gramine)
yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia, pakan
ternak dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis
biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung, merupakan bahan baku
industri minyak nabati (Muchtadi, dkk., 2010).
Struktur umum biji-bijian
serealia terdiri dari tiga bagian besar yaitu kulit biji, butir biji (endosperm), dan lembaga (embrio). Kulit
biji padi disebut sekam, sedangkan butir biji dan embrio dinamakan butir beras.
Lapisan terluar disebut perikarp kemudian tegmen, lapisan aleuron, dan bagian
yang dalam adalah endosperm. Perikarp
merupakan lapisan pembungkus biji yang terdiri dari sel isodiametris dan
lapisan aleuron merupakan lapisan yang menyelubungi endosperm dan lembaga (Muchtadi, dkk., 2010).
Biji-bijian yang tergolong
dalam serealia antara lain padi (Oryza
sative), jagung (Zea mays),
gandum (Triticum sp), cantel (Sorghum sp), dan yang jarang dijumpai di
Indonesia adalah barley (Horgeum vulgare), rye (Secale cereale), oats (Avena sative). Satu sama lain mempunyai struktur kimia yang sangat
mirip (Muchtadi, dkk., 2010).
Adapun penjelasan jenis
serealia beras, gandum, jagung, sebagai berikut:
1.
Beras
Beras merupakan makanan utama yang
dikonsumsi dalam jumlah paling banyak. Di pasaran ada tiga jenis beras, yaitu
beras pecah kulit, beras selep, dan beras tuton. Beras pecah kulit adalah padi
yang telah dikupas dari sekamnya dengan proses penyosohan satu kali sehingga
bulirnya masih berwarna kecoklatan (sehingga sering disebut beras coklat).
Beras coklat ini kurang disuka karena warnanya dan terasa kasar di mulut
setelah diolah menjadi nasi, padahal memiliki keunggulan yang luar biasa.
Kandungan zat gizi tertinggi terdapat pada kulit arinya (kulit terluar beras).
Diketahui bahwa proses penggilingan dan pemolesan padi sampai menjadi beras
berwarna putih ternyata menghilangkan sekitar 80% Vitamin B1, 70% Vitamin B3,
90% Vitamin B6, 50% Mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat,
dan asam lemak esensial. Adapun beras pecah kulit yang bagian kulit arinya
dihilangkan dengan ditumbuk disebut tuton, dan yang diselap/digiling disebut
beras selep/beras giling. Adapun beras selep sudah tidak memiliki aleuron
sehingga bulirnya terlihat putih mengilat dan transparan (Murdiati dan Amaliah,
2013).
Berdasarkan warnanya ada tiga jenis
beras, yaitu beras putih, merah, dan hitam. Dibanding beras putih, beras hitam
dan merah ini lebih bergizi dan baik bagi kesehatan. Beras merah dan beras
hitam memiliki keunggulan (Murdiati dan Amaliah, 2013):
1)
Mengandung pigmen
antosianin yang terdapat pada aleuron dan endosperma (berada di antar kulit dan
bulir beras) sebagai sumber warna merah (beras merah) atau ungu pekat nyaris
hitam (beras hitam). Pigmen antosianin ini berguna sebagai antikarsinogenik,
meningkatkan kadar trombosit dan memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi (meningkatkan daya tahan tubuh).
2) Mengandung serat
empat kali lebih besar dari beras putih, sehingga dengan mengonsumsi beras
merah dan hitam kenaikan gula darah lambat.
3) Mengandung mineral
dan vitamin yang tinggi, antara lain kandungan Fe 15,52 ppm pada beras hitam
dan vitamin B memberikan dampak positif seperti menghaluskan kulit dan meningkatkan
elastisitas pembuluh darah.
Apabila beras ditanak akan dihasilkan
dua jenis nasi, yaitu nasi pulen dan nasi pero. Nasi pulen dihasilkan dari
beras yang kandungan amilopektin dalam patinya tinggi, sehingga butiran nasinya
lunak dan saling melekat. Adapun nasi pero adalah nasi keras dan saling memisah
antarbutirannya dan dihasilkan dari beras dengan kandungan amilosa dalam
patinya tinggi. Amilopektin menyebabkan sifat lekat seperti pada ketan,
sedangkan amilosa kebalikannya. Biasanya untuk membuat nasi goreng dipilih nasi
pero, sedang nasi pulen digunakan untuk membuat tumpeng, lontong ataupun
ketupat (Murdiati dan Amaliah, 2013).
2.
Gandum
Gandum
merupakan serealia yang paling banyak dikonsumsi sebagai bahan pokok makanan
diseluruh dunia, contohnya terigu.
Terigu dibuat dari biji gandum yang telah dikupas dan
digiling. Bahan ini sering digunakan dalam pembuatan mie dan roti, tetapi bahan
ini bukanlah bahan pangan pokok di negara kita. Di pasaran, ada tiga jenis
terigu yang dibedakan menurut kadar protein glutennya, yaitu terigu protein
tinggi, protein sedang, dan protein rendah. Gluten ini memengaruhi hasil olahan
sehingga diperlukan terigu tertentu untuk membuat makanan tertentu. Pada terigu
protein tinggi kandungan proteinnya 11-13% sehingga mudah difermentasi,
menyerap banyak air, elastis, serta mudah digiling. Terigu ini cocok untuk
membuat mie, roti, pasta, dan daging sintesis. Terigu yang memiliki kandungan
protein berkisar 10-11%, biasanya digunakan untuk membuat kue bolu, kue kering,
dan gorengan. Sementara terigu protein rendah, kandungan proteinnya 8-9% dan
bisa digunakan untuk membuat kue kering, biskuit, dan pastel (Murdiati dan
Amaliah, 2013).
3. Jagung
Jagung banyak dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat sebagai makanan pokok ataupun sebagai pengganti beras. Ada dua macam
jenis jagung berdasarkan warnanya, yaitu putih dan kuning. Untuk dapat
digunakan sebagai pengganti beras, jagung tua dijemur dan dipipil kemudian
ditumbuk setengah kasar menjadi beras jagung dan selanjutnya dikukus menjadi
nasi jagung. Bahan berkarbohidrat tinggi ini memiliki indeks glikemik lebih
rendah dari beras, sehingga baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sekarang
ada produk yang dikenal dengan grit jagung instan yang berbentuk granular yang
hanya dimasak sekejap dengan air ataupun susu. Komponen nutrisi terbesar dalam
biji jagung adalah pati 54,1-71,7% sedangkan kandungan gulanya antara 2,6-12,0%
tergantung jenis dan varietasnya. Karbohidrat pada jagung sebagian besar
merupakan komponen pati, sedangkan komponen lainnya adalah pentosan, serat
kasar, dektrin, sukrosa, dan gula perduksi. Dengan komposisi nutrisi ini,
jagung dapat dijadikan sebagai sumber kalori pengganti atau suplemen beras.
Sebagai sumber pangan jagung dikonsumsi dalam bentuk segar, kering, dan tepung.
Tepung/pati dapat digunakan sebagai campuran dalam adonan kue (Murdiati dan
Amaliah, 2013).
Sumber karbohidrat yang dapat
diperoleh selain dari jenis serealia adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan
atau leguminosa merupakan bahan makanan manusia diseluruh dunia. Walaupun
demikian penggunaannya masih banyak di daerah tropis dan subtropis.
Kacang-kacangan merupakan sumber protein dalam menu masyarakat. Karena kandungan
yang terbesar di antara bahan nabati, maka di daerah-daerah yang kurang
tersedia makanan hewani, kacang-kacangan dapat mengambil banyak peranan
(Winarno, 1995).
Berbagai kacang-kacangan yang
telah banyak dikenal adalah kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang
merah, kacang gude dan masih banyak lagi. Dari berbagai macam kacang-kacangan
kacang kedelai dan kacang tanah lebih banyak dikembangkan terutama untuk
produksi minyak goreng atau diolah menjadi makanan tradisional seperti tempe, tahu,
kecap, dan tauco (Winarno,
1995).
Adapun penjelasan kacang-kacangan
sebagai berikut (Murdiati dan Amaliah, 2013):
1.
Kacang Hijau
Kacang
hijau sering diolah menjadi berbagai jenis kudapan, seperti bakpau, bakpia,
onde-onde, bubur, dan kolak. Kacang ini juga dibuat minuman sari kacang hijau
dan tepung kacang hijau atau biasa disebut tepung hunkwe yang dapat diolah
menjadi kue dan mie.
Berbeda dengan bahan pangan pada
umumnya, kandungan kacang gizi kacang hijau tidak rusak oleh panas. Kandungan
proteinnya yang tinggi baik untuk perkembangan janin. Kacang hijau bisa
membantu menyembuhkan penyakit seperti beri-beri, radang ginjal, sembelit,
tekanan darah tinggi, mengurangi gatal karena biang keringat, serta menguatkan
fungsi limpa dan lambung.
2.
Kacang Tholo
Kacang tholo atau biasa
disebut kacang tunggak jika dilihat sekilas mirip
dengan
kedelai, tetapi lebih pipih dan panjang, dan warnanya kuning kecoklatan. Kacang
ini bisa diolah menjadi brongkos, sayur, tempe atau kudapan seperti bakpia.
3.
Kacang Tanah
Kacang
tanah banyak dimanfaatkan sebagai
sambal pecel dan bumbu
bumbumakanan seperti pada bumbu sate. Kacang ini
juga sering dibuat enting-enting, kacang atom, kacang bawang, kacang goreng,
kacang rebus, kue, dan jajanan lainnya. Di bidang industri kacang ini digunakan
sebagai bahan keju, mentega, sabun, dan minyak goreng. Dalam memilih kacang
tanah sebaiknya dipilih yang berwarna cerah dan tidak berjamur. Selain itu,
kacang tanah yang bagus adalah yang bersih, padat, dan utuh. Sebelum disimpan
sebaiknya kacang tanah dikeringkan dahulu baru disimpan di dalam wadah kering
dan tertutup.
4.
Kedelai
Ada dua jenis kedelai, yaitu kedelai
kuning dan kedelai hitam. Kedelai kuning adalah kedelai pada umumnya yang warna
kulit arinya kuning. Adapun kedelai hitam warna kulit arinya hitam. Kedelai
hitam mengandung antosianin dan memiliki kandungan isoflavon dan zat besi yang
lebih tinggi dari kedelai kuning. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan
meningkatkan ketajaman penglihatan. Adapun isflavon dapat menurunkan risiko
penyakit jantung dengan membantu menurunkan kolesterol darah.
Kedelai merupakan sumber protein yang
paling tinggi (30-40%) di antara kacang-kacangan lainnya. Proteinnya mengandung
banyak asam amino lisin, serta sedikit metionin dan sistin. Kedelai juga
merupakan sumber serat dan mineral baik yang dapat diolah menjadi kecap,
kembang tahu, susu kedelai, tauco,
tahu, tempe, tempe gembus, dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas,
untuk mengetahui struktur dan sifat
fisik serealia dan kacang-kacangan dapat dilakukan pengamatan sebagai berikut (Muchtadi, dkk., 2010):
1.
Warna dan bentuk
Dengan mencatat warna tiap-tiap bahan (serealia dan kacang-
kacangan)
serta digambar
bentuknya secara utuh. Lalu disebutkan bagian-bagian yang terlihat.
2.
Ukuran
Dengan mengukur panjang, lebar, dan tebal
masing-masing bahan menggunakan mikrometer
atau jangka sorong.
3.
Berat
Menimbang bahan
sebanyak 100 butir dan berat bahan dinyatakan dalam gram/100 butir.
4.
Densitas
kamba
Mula-mula bahan dimasukkan ke dalam gelas ukur sampai
volumenya mencapai 100 ml. Usahakan pengisiannya sampai benar-benar padat.
Selanjutnya semua bahan di keluarkan dari gelas ukur dan ditimbang beratnya.
Densitas kamba bahan dinyatakan dalam g/ml.
5.
Struktur
fisik
Pertama-tama dibuat irisan melintang dan membujur tiap-tiap
bahan. Lalu digambar struktur atau lapisan yang terlihat
dan diberi keterangan secukupnya.
6.
Kekerasan
Kekerasan masing-masing bahan
diukur menggunakan Kiya Hardness
meter.
7.
Daya
serap air pada suhu 80⁰C
Mula-mula 20 ml air dimasukkan di dalam tabung reaksi 100 ml.
Kemudian tabung tersebut diletakkan di dalam penangas air 80⁰C.
Lalu ditimbang 2 g beras kemudian dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan
dipanaskan selama 20 menit, kemudian ditiriskan dan selanjutnya ditimbang berat
bahan selama dimasak.
8. Rasio pengembangan
Panjang, lebar atau tebal bahan sebelum dan setelah dimasak
diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Rukmi, Widya; Elok
Zubaidah dan Monika Maria. 2012. Pembuatan Starter Kering Kultur
Campuran Bakteri Asam Laktat dan Saccharomyces
cereviceae Untuk Proses Fermentasi Produk Sereal Instan. Vol 4(1):56-69. Malang: Universitas
Brawijaya.Mardiati.
Agnes
dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan
Pangan Sehat untuk Semua. Jakarta: Kencana.
Haliza, Winda; Endang Y. Purwani; dan Ridwan Thahir. 2007. Pemanfaatan
Kacang-kacangan Lokal sebagai Substitusi
Bahan Baku Tempe dan Tahu. Vol 3.
Muchtadi, Tien R, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Bandung: Alfabeta.
Sirajuddin, Saifuddin, dkk. 2014. Pedoman Praktikum Analisis Bahan Makanan. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Winarno, FG. 1995. Gizi dan Makanan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar